Membuat Pemanggilan API Secara Paralel dan Bergiliran pada Vue.js

Membuat Pemanggilan API Secara Paralel dan Bergiliran pada Vue.js

Membuat Pemanggilan API Secara Paralel dan Bergiliran pada Vue.js

Ngulik Kode - Pemanggilan API secara paralel dan bergiliran merupakan metode yang efisien untuk mengambil data dari beberapa sumber sekaligus. Dalam pengembangan aplikasi web menggunakan Vue.js, metode ini dapat membantu mempercepat waktu pemuatan data dan meningkatkan performa aplikasi.


Artikel ini akan membahas cara membuat pemanggilan API secara paralel dan bergiliran pada Vue.js dengan penjelasan yang lengkap dan jelas, serta contoh yang dapat diikuti.


1. Paralel vs Bergiliran

Sebelum kita melanjutkan, mari kita pahami perbedaan antara pemanggilan API secara paralel dan bergiliran:


  • Paralel: Pemanggilan API dilakukan secara bersamaan, sehingga semua data diperoleh dalam waktu yang hampir bersamaan. Metode ini cocok untuk aplikasi yang membutuhkan data dari banyak sumber dan tidak tergantung pada urutan.
  • Bergiliran: Pemanggilan API dilakukan secara berurutan, di mana setiap pemanggilan menunggu hasil dari pemanggilan sebelumnya. Metode ini cocok untuk aplikasi yang membutuhkan data dari beberapa sumber dengan urutan tertentu.

2. Membuat Pemanggilan API Paralel dengan Axios dan Promise.all()

Salah satu cara untuk melakukan pemanggilan API secara paralel adalah menggunakan Axios dan Promise.all(). Axios merupakan library yang populer untuk membuat HTTP request, sedangkan Promise.all() digunakan untuk menggabungkan beberapa promise sekaligus.


Contoh kode untuk membuat pemanggilan API paralel dengan Axios dan Promise.all() pada Vue.js:



3. Membuat Pemanggilan API Bergiliran dengan Axios dan Async/Await

Untuk membuat pemanggilan API bergiliran, kita dapat menggunakan async/await pada Vue.js. Async/await memungkinkan kita menunggu hasil dari satu pemanggilan API sebelum melanjutkan ke pemanggilan berikutnya.


Contoh kode untuk membuat pemanggilan API bergiliran dengan Axios dan async/await pada Vue.js:



4. Menggabungkan Pemanggilan API Paralel dan Bergiliran

Dalam beberapa kasus, Anda mungkin perlu menggabungkan pemanggilan API paralel dan bergiliran. Misalnya, Anda perlu mengambil data dari beberapa sumber secara paralel, tetapi ada beberapa sumber lain yang bergantung pada data sebelumnya.


Contoh kode untuk menggabungkan pemanggilan API paralel dan bergiliran pada Vue.js:



Dalam contoh di atas, kita melakukan pemanggilan API paralel untuk api.example1.com dan api.example2.com, kemudian menggunakan data yang diperoleh dari api.example1.com untuk melakukan pemanggilan API bergiliran ke api.example3.com.


Kesimpulan

Pemanggilan API secara paralel dan bergiliran pada Vue.js dapat membantu meningkatkan performa aplikasi dengan mengurangi waktu tunggu pengguna saat mengakses data. Dalam artikel ini, kita telah membahas cara membuat pemanggilan API secara paralel dengan Axios dan Promise.all(), serta cara membuat pemanggilan API bergiliran dengan Axios dan async/await.


Kami juga memberikan contoh untuk menggabungkan kedua metode tersebut dalam satu aplikasi Vue.js. Dengan menggunakan teknik ini, Anda dapat mengoptimalkan pengambilan data dari berbagai sumber dan meningkatkan pengalaman pengguna pada aplikasi web Anda.

Memahami Lifecycle pada Vue.js Beserta Contohnya

Memahami Lifecycle pada Vue.js Beserta Contohnya

Memahami Lifecycle pada Vue.js Beserta Contohnya

Ngulik Kode - Pada artikel sebelumnya, "Memahami Vue.js: Framework JavaScript untuk Aplikasi Web Interaktif", kita telah membahas dasar-dasar Vue.js sebagai kerangka kerja JavaScript yang digunakan untuk membangun antarmuka pengguna yang interaktif dan aplikasi single-page.


Salah satu konsep penting yang perlu dipahami lebih lanjut dalam Vue.js adalah lifecycle, yang menggambarkan berbagai tahap dalam siklus hidup komponen dari saat diciptakan hingga dihancurkan.


Memahami lifecycle ini penting untuk mengoptimalkan aplikasi Vue.js. Artikel ini akan menjelaskan lifecycle Vue.js sebagai kelanjutan dari artikel sebelumnya dan memberikan contoh-contoh penggunaannya.


Siklus Hidup Komponen Vue.js

Siklus hidup komponen Vue.js terdiri dari delapan fase, yaitu:


  1. BeforeCreate
  2. Created
  3. BeforeMount
  4. Mounted
  5. BeforeUpdate
  6. Updated
  7. BeforeUnmount
  8. Unmounted

Berikut adalah penjelasan singkat tentang masing-masing fase dan contoh penggunaannya:


  • BeforeCreate

  • Fase ini terjadi sebelum instansiasi komponen dan sebelum reaktifitas data diatur. Pada fase ini, data dan metode komponen belum tersedia. Fase ini umumnya digunakan untuk mengatur konfigurasi awal atau memuat pustaka eksternal.



  • Created

  • Fase Created terjadi setelah instansiasi komponen dan pengaturan reaktif data. Pada fase ini, data dan metode komponen sudah tersedia, tetapi template belum di-render dan elemen DOM belum tersedia. Fase ini sering digunakan untuk mengambil data dari API atau mengatur event listener.



  • BeforeMount

  • Fase BeforeMount terjadi sebelum template dikompilasi dan elemen DOM ditambahkan ke halaman. Fase ini jarang digunakan dalam pengembangan sehari-hari.



  • Mounted

  • Fase Mounted terjadi setelah elemen DOM ditambahkan ke halaman. Pada fase ini, Anda dapat melakukan manipulasi DOM atau menginisialisasi pustaka yang bergantung pada DOM, seperti jQuery atau D3.



  • BeforeUpdate

  • Fase BeforeUpdate terjadi sebelum komponen diperbarui karena perubahan data. Ini dapat digunakan untuk mengambil data baru atau mengatur state yang diperlukan sebelum pembaruan.



  • Updated

  • Fase Updated terjadi setelah komponen diperbarui karena perubahan data. Ini digunakan untuk melakukan tindakan setelah pembaruan, seperti mengaktifkan animasi atau memperbarui pustaka yang bergantung pada DOM.



  • BeforeUnmount

  • Fase BeforeUnmount terjadi sebelum komponen dilepaskan dari DOM dan dihancurkan. Fase ini umum digunakan untuk membersihkan event listener, menghentikan interval, atau menghancurkan pustaka yang bergantung pada DOM.



  • Unmounted

  • Fase Unmounted terjadi setelah komponen dilepaskan dari DOM dan dihancurkan. Pada titik ini, elemen DOM sudah dihapus dan komponen tidak lagi berfungsi.



Kesimpulan

Memahami siklus hidup komponen Vue.js sangat penting untuk mengoptimalkan aplikasi Anda dan memastikan bahwa sumber daya diatur dengan benar. Dengan mengenal dan memanfaatkan fase-fase yang berbeda, Anda dapat mengendalikan perilaku komponen, mengelola sumber daya, dan mengintegrasikan pustaka eksternal dengan lebih efisien.


Selalu ingat untuk membersihkan sumber daya yang tidak diperlukan untuk mencegah kebocoran memori dan menjaga performa aplikasi Anda tetap optimal.

Memahami Vue.js: Framework JavaScript untuk Aplikasi Web Interaktif

Memahami Vue.js: Framework JavaScript untuk Aplikasi Web Interaktif

Memahami Vue.js: Framework JavaScript untuk Aplikasi Web Interaktif

Ngulik Kode - Dalam era digital yang semakin berkembang pesat, penggunaan aplikasi web semakin meningkat dan menjadi hal yang sangat penting bagi banyak orang. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, para pengembang web memerlukan framework yang dapat memudahkan pengembangan aplikasi web yang interaktif dan responsif.


Vue.js adalah salah satu framework JavaScript yang dapat menjadi pilihan yang tepat dalam mengembangkan aplikasi web. Dalam artikel ini, kita akan membahas tentang pengenalan Vue.js dan fitur-fitur yang dimilikinya.


Vue.js merupakan salah satu framework JavaScript yang sangat populer dan terus berkembang pesat. Filosofi yang dimiliki oleh Vue.js sangat jelas yaitu "The Progressive Framework", artinya framework ini dapat digunakan secara progresif dan dapat diintegrasikan dengan mudah pada aplikasi yang sudah ada.


Konsep Model-View-ViewModel (MVVM) yang digunakan pada Vue.js memungkinkan pengembang untuk memisahkan logika aplikasi dari tampilan dan data. Vue.js menggunakan Virtual DOM, sehingga membuat aplikasi lebih cepat dan responsif.


Salah satu kelebihan Vue.js adalah ukurannya yang kecil, dengan hanya 20KB pada versi terkecilnya, sehingga dapat dengan mudah dimuat pada halaman web tanpa mengurangi performa situs. Vue.js juga sangat fleksibel dan mudah dipelajari, sehingga dapat digunakan oleh pengembang pemula maupun berpengalaman.


Vue.js memiliki fitur-fitur yang dapat memudahkan pengembangan aplikasi seperti Vue Router, Vuex, dan Vue CLI. Vue Router memungkinkan pengembang untuk membuat aplikasi yang dapat berpindah halaman secara dinamis tanpa harus melakukan refresh pada halaman.


Vuex memungkinkan pengembang untuk mengelola state pada aplikasi yang kompleks. Sedangkan Vue CLI memudahkan pengembang untuk mengelola struktur proyek Vue.js dan melakukan build pada aplikasi secara mudah.


Vue.js juga memiliki komunitas yang sangat aktif dan luas, sehingga pengembang dapat dengan mudah menemukan referensi, dokumentasi, dan sumber belajar lainnya. Komunitas ini juga mengembangkan plugin dan komponen yang dapat membantu pengembang dalam mengembangkan aplikasi.


Setelah memahami pengenalan tentang Vue.js, langkah selanjutnya adalah melakukan instalasi pertama. Berikut adalah cara instalasi Vue.js dengan menggunakan Vue CLI pada Windows:


  1. Pertama-tama, pastikan bahwa sudah terinstal Node.js pada komputer Anda. Node.js dapat diunduh dari situs resminya di https://nodejs.org/en/.
  2. Setelah Node.js terinstal, buka command prompt pada Windows dengan cara menekan tombol "Win + R" dan mengetik "cmd" pada kolom "Run". Untuk buka terminal pada Mac OS atau Linux dengan cara menekan tombol "Ctrl + Alt + T".
  3. Install Vue.js melalui terminal dengan mengetik perintah berikut:


  4. Setelah instalasi selesai, Anda dapat membuat proyek Vue.js dengan mengetik perintah berikut pada terminal:


  5. Selanjutnya, Vue.js akan menanyakan beberapa pertanyaan mengenai pengaturan proyek. Anda dapat memilih preset default atau manual. Jika memilih preset manual, Anda dapat memilih fitur-fitur yang ingin digunakan pada proyek Anda.
  6. Setelah selesai memilih preset, Vue.js akan mengunduh dan memasang dependensi yang diperlukan pada proyek Anda.
  7. Setelah instalasi selesai, Anda dapat menjalankan proyek dengan mengetik perintah:


  8. Proyek Anda akan dijalankan pada browser dengan membuka alamat http://localhost:8080.

Dengan mengikuti langkah-langkah di atas, Anda telah berhasil menginstal Vue.js pada komputer Anda dan membuat proyek Vue.js baru. Anda dapat mulai mengembangkan aplikasi web yang interaktif dan responsif menggunakan Vue.js.


Dalam pengembangan aplikasi web, Vue.js dapat menjadi pilihan yang tepat karena memiliki filosofi yang jelas, ukuran yang kecil, mudah dipelajari, dan sangat fleksibel. Vue.js juga memiliki fitur-fitur yang memudahkan pengembangan aplikasi serta komunitas yang aktif dan luas.


Oleh karena itu, Vue.js dapat menjadi pilihan yang tepat dalam mengembangkan aplikasi web yang interaktif dan responsif. Bagi para pengembang web yang ingin mencoba Vue.js, dapat mulai belajar dan berkontribusi pada komunitas Vue.js untuk mendapatkan pengalaman dan pengetahuan yang lebih baik.

Panduan Membuat Timer dengan HTML, CSS, dan JavaScript yang Responsif dan Mudah Dikustomisasi

Panduan Membuat Timer dengan HTML, CSS, dan JavaScript yang Responsif dan Mudah Dikustomisasi

Panduan Membuat Timer dengan HTML, CSS, dan JavaScript yang Responsif dan Mudah Dikustomisasi

Ngulik Kode - Pada artikel ini, kita akan belajar membuat timer sederhana dengan fitur milidetik (milliseconds) menggunakan bahasa pemrograman JavaScript. Timer yang akan kita buat ini dapat digunakan untuk berbagai keperluan seperti mengetahui berapa lama waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan suatu tugas atau kegiatan, serta dapat digunakan sebagai stopwatch.


Pertama-tama, kita akan memulai dengan menyiapkan struktur HTML dan tampilan CSS untuk timer. Kita akan membuat sebuah container yang berisi elemen timer dan tiga tombol untuk mengontrol timer.


Kemudian, kita akan menggunakan JavaScript untuk mengimplementasikan logika timer yang akan menampilkan waktu pada elemen timer di dalam HTML. Selain itu, kita juga akan membuat fungsi untuk mengontrol timer seperti tombol start, stop, dan reset.


Mari kita mulai dengan menyiapkan struktur HTML dan tampilan CSS terlebih dahulu.


HTML:



CSS:



Dalam struktur HTML di atas, kita menggunakan sebuah div dengan kelas timer-container sebagai wadah utama dari elemen timer dan tombol kontrol. Elemen timer kita buat dengan menggunakan tag span yang memiliki kelas timer, dan pada elemen ini kita menampilkan waktu pada timer.


Di bawah elemen timer, kita menggunakan sebuah div dengan kelas button-container untuk menampung tiga tombol kontrol timer, yaitu start, stop, dan reset.


Pada bagian CSS, kita memberikan styling untuk timer dan tombol-tombol kontrolnya. Kita membuat timer terlihat besar dan tebal dengan font-size 48px dan font-weight bold. Sedangkan tombol-tombol kontrol kita beri warna background hitam dan warna teks putih dengan kelas button. Tombol ketika dihover oleh kursor mouse akan membalikkan warna background dan teksnya.


Kita menggunakan @media untuk menetapkan aturan CSS yang berbeda untuk tampilan desktop, tablet, dan smartphone. Pada tampilan desktop, kita menggunakan font size yang lebih besar, sedangkan pada tampilan tablet dan smartphone, kita menggunakan font size yang lebih kecil agar tampilan tetap responsif. Anda bisa menyesuaikan nilai max-width pada @media sesuai dengan kebutuhan dan desain Anda.


Selanjutnya, mari kita masuk ke bagian implementasi logika timer menggunakan JavaScript.


JavaScript:



Dengan menambahkan variabel milliseconds, kita sekarang bisa menampilkan timer dengan format jam:menit:detik:milidetik. Kita juga sudah menambahkan tombol start, stop, dan reset yang berfungsi dengan baik. Tombol start akan memulai timer, tombol stop akan menghentikan timer, dan tombol reset akan mengembalikan timer ke posisi awal.


Dalam kode di atas, kita menggunakan metode setInterval untuk memanggil fungsi add() setiap 10 milidetik, dan menyimpan variabel yang dikembalikan oleh setInterval() dalam variabel t. Ketika tombol stop ditekan, kita menggunakan clearInterval() untuk menghentikan timer.


Kita juga telah menambahkan fungsi reset yang akan mengembalikan timer ke posisi awal dengan menghentikan timer menggunakan clearInterval() dan mengatur ulang nilai variabel-variabel yang digunakan oleh timer.


Sekarang, kita sudah memiliki timer yang menunjukkan waktu dengan milidetik. Hasilnya akan seperti ini:


See the Pen Untitled by Arizal (@arizalinside) on CodePen.


Dalam pembuatan timer sederhana ini, Anda telah belajar bagaimana membuat timer dengan menggunakan HTML, CSS, dan JavaScript. Anda telah mempelajari bagaimana membuat fungsi untuk menambahkan waktu, bagaimana mengaktifkan timer dengan mengklik tombol Start, serta bagaimana menghentikan dan mengatur ulang timer dengan tombol Stop dan Reset.


Anda juga telah mempelajari cara memodifikasi tampilan timer dengan CSS, sehingga terlihat lebih menarik dan responsif. Namun, ada banyak hal lain yang dapat Anda lakukan untuk meningkatkan timer sederhana ini, seperti menambahkan fitur untuk memilih unit waktu yang berbeda, menambahkan efek suara, dan banyak lagi.


Dengan mempelajari cara membuat timer sederhana ini, Anda telah membuka pintu untuk mempelajari lebih banyak tentang pengembangan web dan mengeksplorasi kemampuan HTML, CSS, dan JavaScript. Semoga tutorial ini bermanfaat bagi Anda dan membantu memperluas pengetahuan Anda tentang pengembangan web!

Mengatasi Masalah Nilai Null atau Undefined pada JavaScript dengan Operator Nullish Coalescing

Mengatasi Masalah Nilai Null atau Undefined pada JavaScript dengan Operator Nullish Coalescing

Mengatasi Masalah Nilai Null atau Undefined pada JavaScript dengan Operator Nullish Coalescing

Ngulik Kode - Nullish coalescing adalah fitur baru yang diperkenalkan pada ECMAScript 2020, yang merupakan spesifikasi resmi dari bahasa pemrograman JavaScript. Fitur ini sangat membantu dalam menangani nilai-nilai null atau undefined dalam sebuah ekspresi.


Sebelum adanya nullish coalescing, developer harus melakukan pengecekan nilai null atau undefined secara manual, dan memberikan nilai default ketika nilai tersebut ditemukan.


Contoh:



Pada contoh di atas, variabel `name` memiliki nilai `null`, sehingga nilai `username` menjadi "anonymous" karena operator || mengembalikan nilai kedua jika nilai pertama bernilai falsy.


Namun, operator || tidak selalu dapat digunakan dengan baik ketika kita ingin memeriksa nilai null atau undefined. Contohnya, ketika kita ingin memberikan nilai default ketika variabel memiliki nilai 0 atau '' (empty string). Contoh:



Pada contoh di atas, nilai `maxHeight` menjadi 100 karena nilai `height` adalah 0 yang merupakan nilai falsy.


Dalam kasus seperti ini, operator nullish coalescing (??) dapat digunakan. Operator ?? mengembalikan nilai kedua jika nilai pertama adalah `null` atau `undefined`. Contoh:



Pada contoh di atas, nilai `maxHeight` menjadi 0 karena nilai `height` bukan null atau undefined.


Dengan menggunakan operator nullish coalescing, developer dapat lebih mudah menangani nilai-nilai null atau undefined dengan lebih akurat. Kita juga dapat menggunakan operator nullish coalescing bersamaan dengan operator ternary untuk memberikan nilai default yang berbeda-beda tergantung pada nilai variabel. Contoh:



Pada contoh di atas, kita melakukan pengecekan terhadap nilai `name` untuk memastikan bahwa nilainya bukan null atau undefined. Jika nilainya adalah null atau undefined, kita memberikan nilai default "anonymous". Cara yang lebih sederhana untuk melakukan hal ini adalah dengan menggunakan operator nullish coalescing. Contoh:



Pada contoh di atas, nilai `username` menjadi "anonymous" karena nilai `name` adalah `null`.


Selain memberikan nilai default, operator nullish coalescing juga dapat digunakan untuk mengakses properti atau nilai dari objek yang mungkin null atau undefined. Contoh:



Pada contoh di atas, kita menggunakan operator nullish coalescing untuk memberikan nilai default pada properti `age` yang bernilai null.


Kesimpulannya, operator nullish coalescing merupakan fitur baru pada JavaScript yang dapat membantu developer dalam menangani nilai null atau undefined dengan lebih akurat. Developer tidak perlu lagi melakukan pengecekan nilai secara manual dan memberikan nilai default. Dengan nullish coalescing, kita dapat menentukan nilai default hanya ketika nilai variabel benar-benar null atau undefined.